(Geser untuk mulai →)
Selama ini kita sibuk memenuhi apa yang membuat kita Senang (Daun), tapi lupa mencukupi apa yang Hati Butuhkan.
"Layaknya pohon, kita rawat daunnya mati-matian, tapi membiarkan akarnya (Hati) kering kerontang."
Karena kita terlalu sibuk dengan "daun", kita lupa bahwa cuaca bisa berubah kapan saja.
"Saat krisis (PHK/Rugi) menghantam, 'Kesenangan' yang kita kumpulkan rontok tak tersisa. Kita baru sadar, kita tak punya pegangan."
Di saat daun-daun itu hilang, barulah kita mengerti hakikatnya...
Allah sedang tidak melihat seberapa tebal dompetmu saat ini.
Allah sedang melihat seberapa kuat hatimu bertahan.
Saat terdesak, jalan mana yang kau ambil?
"Darurat nih. Sikat aja, riba dikit gak apa-apa, kurangi timbangan dikit."
"Lebih baik makan nasi garam tapi Halal, daripada makan enak dimurkai Allah."
Klik salah satu pilihan di atas
Siapa Sumber Rezekimu? Gaji atau Allah?
Ditinggal di gurun tanpa bekal (Ekonomi Nol). Secara logika, harusnya mati kelaparan.
Tapi Akarnya berkata: "Jika ini perintah Allah, Dia takkan menelantarkan kami."
"Keberatan Gaya"
Banyak orang hancur saat krisis bukan karena kurang makan, tapi karena sibuk menempel kembali daun (gengsi) dengan lem hutang/riba.
QS. At-Talaq: 2-3
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya."
Kuncinya adalah TAQWA (Akar), bukan PANIK.
"Ya Allah, cukupkanlah aku dengan yang Halal dari-Mu, dan jauhkan aku dari yang Haram. Cukupkanlah aku dengan karunia-Mu daripada bergantung pada selain-Mu."
